Pemerintah telah meresmikan program peningkatan literasi di sekolah. Program ini dilakukan dengan kegiatan membaca lima belas menit sebelum pelajaran dimulai. Namun demikian tidak semua sekolah memiliki buku yang mencukupi.
Sekolah kami merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang berada di lereng Gunung Wilis. Jumlah siswa kelas satu sampai kelas enam tidak mencapai angka lima puluh. Tentunya hal ini akan mempengaruhi jumlah dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang diterima oleh sekolah. Sehingga sekolah tidak ada dana untuk membelanjakan buku penunjang literasi.
Kepala sekolah mengajak semua guru untuk merespon positif program pemerintah tersebut. Pada awalnya sekolah mendapat solusi untuk setiap anak membawa buku ke sekolah. Namun ternyata hal ini sulit untuk direalisasikan. Hal ini dilatar belakang oleh orang tua siswa yang memiliki kemampuan ekonomi menengah ke bawah. Rata-rata mereka juga memiliki anak yang banyak. Sehingga rencana satu anak satu buku tidak terealisasi.
Bapak ibu guru hanya memanfaatkan buku-buku kuno yang ada di sekolah. Bantuan pemerintah entah tahun berapa. Beberapa buku sudah sangat lama. Kertas sudah menguning, sebagian dimakan rayap, basah karena air hujan, halamannya tidak lengkap, judul tidak menarik, ilustrasi juga kurang bagus. Lengkaplah penderitaan buku-buku perpustakaan sekolah yang masih tersisa.
Salah seorang guru baru di sekolah tersebut mendapatkan informasi dari sebuah akun instagram. Bahwa sekolah dapat mengajukan bantuan buku bacaan anak. Maka guru tersebut mencoba mengajukan. Alhamdulillah tidak sampai satu tahun buku bantuan diterima. Namun jumlah buku hanya dua puluh eksemplar.
Bantuan buku tersebut disambut baik oleh para siswa. Buku-buku dengan tampilan menarik, full colour, gambar juga bagus. Membuat para siswa semakin senang membaca. Namun setelah berkali-kali membaca buku yang sama tentunya mereka bosan. Harus ada lagi solusi lainnya.
Guru kelas harus menerapkan program lima belas menit membaca sebelum pelajaran dimulai. Guru terus berfikir bagaimana agar siswa bisa mendapatkan buku. Guru kelas 5 mengetahui bahwa setelah pandemi banyak buku-buku online gratis. Namun para siswa tidak diizinkan membawa smartphone ke sekolah. Maka harus ada cara agar siswa dapat membaca buku-buku online di sekolah.
Guru kelas 5 mendapatkan ide untuk membuat perpustakaan digital. Rencana ini dilakukan dengan memanfaatkan google site. Guru mencoba membuat beranda google site kemudian membuat beberapa halaman untuk dapat menyisipkan beberapa link website online.
Website online yang disisipkan diantaranya, buku-buku pelajaran, buku anak dari letβs read, literasi cloud, budi, sibi, KBBI online dan lain sebagainya. Harapannya buku-buku online dapat dibaca siswa di sekolah menggunakan laptop sekolah. Maupun dibaca di rumah.
Perpustakaan digital diberi nama dengan digital mini library. Kemudian guru membagikan link akses kepada semua guru di sekolah dan diteruskan kepada siswa. Saat di kelas siswa memanfaatkan laptop sekolah untuk membaca. Satu laptop digunakan untuk tiga sampai empat anak. Selain itu juga ada beberapa siswa yang memanfaatkan tablet sekolah untuk membuka perpustakaan ini.
Perpustakaan digital ini didukung oleh semua pihak sekolah. Terutama kepala sekolah sangat mendukung kegiatan ini. Untuk mengkondisikan jaringan internet, dibuat jadwal tiap kelas untuk bergantian. Siswa kelas rendah dibantu guru kelas, terkadang juga ditampilkan di layar agar semua siswa bisa membaca dengan nyaman.
Respon siswa dengan adanya digital mini library sangat baik. Siswa bersemangat membuka digital mini library, dan membaca bersama. Manfaat lain dari kegiatan ini anak-anak juga semakin meningkat keterampilan mengakses teknologi. Dengan membaca berkelompok meningkatkan sikap kerukunan. Maka program perpustakaan digital terus dimanfaatkan dan terus di-update.
Taibatus Solehah, seorang ibu rumah tangga yang memiliki amanah lain sebagai guru di sekolah dasar. Ibu dari dua anak ini telah menerbitkan beberapa buku antologi. Menggoreskan pena dalam buku puisi βJembatan Masa Depanβ. Buku cerita anak dwibahasa βMobil Tenaga Anginβ dan βRobot di Sawahβ. Penyuka buku anak ini sebagai salah satu pemenang sayembara penulisan buku cerita anak di Balai Bahasa Jawa Timur 2023, 2024. Penulis dapat dihubungi melalui Facebook: Taibatus Solehah dan Instagram: @taibatus.