Asyik merambat tawa, girang nan nyaring,
Seuntai canda bagai jutaan humor,
Memisahkan ilusi, realita tak sepadan,
Menggantung waktu, sedetik enggan berhenti.
Segala prioritas perlahan menjadi simbolis,
Merasa semesta berpihak pada sebuah penundaan,
Yakin akan ambisi kembali hadir saat dibutuhkan,
Hingga tiap asa tercapai sebuah prestasi.
Sejatinya kelalaian tak mengenal misi,
Impian semu adalah visi hingga jiwa mati,
Realita pahit harus diiringi kesenangan abadi,
Agar hidup sekali haruslah lebih berarti.
Adakah keinginan insan hidup dalam kelalaian?
Memanjakan nafsu ke dalam dahaga kefanaan,
Saat kesadaran menohok lilitan kehampaan,
Di situlah benak sadar, hidup penuh penyesalan.
Editor : Pramesetya Aniendita
Profil Penulis:
Perempuan asal “Serambi Mekah”, Alfia Azzuhra. Mencari kesempatan adalah alihnya. Menggemari menyusun aksara sejak dini. Pelajaran bahasa Indonesia dengan tugas mengarang adalah kesukaannya. Kini sebutannya bukan lagi gadis Aceh, tapi remaja tanggung yang masih menyukai dunia kata. Hobinya menyusuri lorong buku di Gramedia, sambil berharap karya kecilnya ikut terpajang di etalase mana saja. Juga, ia berharap tulisan kecilnya menghibur selintas kaum manusia termasuk dirinya sendiri.