Ayah, ibu..
Dalam bilik ini aku belajar menulis masa depan,
Di antara buku-buku yang menatapku dalam diam,
Aku mendengar suara kalian memanggil dari kejauhan,
Bukan dengan kata…
Tapi lewat doa yang merasuk jiwa
Setiap kali aku hampir menyerah,
Terbayang wajah kalian di teras rumah,
Ayah duduk dengan tangan bertaut,
Ibu menatap langit,
Mungkin memohon pada Tuhan agar aku kuat,
Dan tak akan pernah menyerah
Aku tahu, di balik senyuman yang selalu mengembang,
Kalian menahan rindu yang tak pernah usai.
Ibu bilang, “Belajarlah yang rajin, Nak,”
Tapi aku tahu, hatinya seakan ingin berkata,
“Pulanglah sebentar saja, Nak, agar ibu bisa memeluk mu sebentar saja.”
Ayah..
Andai bisa, biar aku saja yang menanggung sakit itu,
Biar Ibu tak perlu menahan perih di dadanya.
InsyaAllah aku kuat belajar, tapi tak kuat melihat kalian terluka.
Di antara tumpukan buku itu, aku menatap foto kalian,
Dan berbisik lirih,
“Ya Allah, jangan ambil dulu bahagiaku…
Karena bahagiaku masih di wajah mereka.”
Aku janji, Ayah, Ibu,
InsyaAllah aku akan terus berjuang,
Bukan untuk gelar atau kebanggaan semata,
Tapi agar nanti saat kalian sembuh,
Kalian bisa melihatku pulang,
Membawa kabar bahagia…
Akhirnya Engkau kabulkan.
Secarik Doa Untukmu.
Editor: Arini Sri Hastuti
Profil Penulis:
Azza Ibraisama Ersyada lahir di Tulungagung pada 16 Januari 2001. Saat ini ia menempuh studi Magister Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kecintaannya pada hal unik membawanya meraih penghargaan dari Museum Rekor–Dunia Indonesia (MURI) pada tahun 2022 sebagai “Kolektor Kartu Telepon Terbanyak dari 5 Benua di 77 Negara”. Mencoba aktif di setiap kegiatan yang ada di kampus, ia mulai menemukan ketenangan melalui tulisan dan bacaan yang memperluas pandangannya tentang hidup. Di waktu luang, ia juga mengurus peternakan burung paruh bengkok tempat ia belajar berbisnis, bersabar, telaten, dan memaknai hal-hal sederhana dari merawat kehidupan.